Postingan

AWAL TERBENTUKNYA KOLONISASI DI ANGKOLA MANDAILING

Gambar
     Sebuah Kampung di Padang Sidempuan, 1870       Awal Mula Kolonisasi di Angkola dan Mandailing mungkin tidak dapat lepas dari pergolakan Padri di kedua Wilayah, tanpa pergolakan perang Padri mungkin sejarah Kolonisasi di Angkola dan Mandailing akan memiliki kisah yang berbeda.        Sebelum berkecamuknya Perang antara kaum Adat di Minangkabau yang dibantu pasukan Belanda melawan Pasukan yang dibentuk oleh beberapa Ulama di Minang Kabau yang mana perang ini dikenal dengan sebutan Perang Padri, Pemerintah Kolonial Belanda belum memasuki wilayah Angkola dan Mandailing. Saat perang ini berlangsung dan menyebar sampai pada wilayah Angkola dan Mandailing barulah Pasukan Pemerintah Kolonial Belanda memasuki wilayah ini untuk memburu pasukan Padri dan membangun benteng pertahanan.      Pada era Padri ini, Wilayah Angkola dan Mandailing pada akhirnya berafiliasi dengan Pemerintah Hindia Belanda akibat dari keberadaan Pasukan P...

KURIA DI TAPANULI SELATAN

Gambar
Rumah Controleur di Padang Sidempuan 1844 Ada beberapa pendapat terkait asal usul dari kata Kuria, pertama kata Kuria berkaitan dengan badan keagamaan yang didirikan oleh kaum Paderi. nama kuria tampaknya berasal dari bahasa Arab, dan telah diperkenalkan selama dominasi Padri di bawah Tuanku Rao, yang juga memberikan gelar kali kepada kepala-kepala suku yang diangkatnya sebagai wakilnya yang sah. De Stuers memberikan pernyataan di bagian I, halaman 168 dari bukunya, yang sesuai dengan ini Yang kedua di dalam Tijdschrift voor Neerland's IndiĆ« 1846 di tuliskan juga bahwa untuk kepentingan bersama beberapa huta bergabung membentuk suatu entitas politik yang disebut Janjian dan kata Kuria yang berasal dari bahasa Melayu juga sering digunakan untuk menyebut entitas gabungan ini pemimpin dari entitas gabungan ini menyandang gelar Panusunan. Saat Pemerintah Sipil diperkenalkan di Mandailing nama yang digunakan untuk pemerintahan pribumi adalah djandjian d...

BATUNADUA DAN ISLAM DI SIPIROK

Gambar
               Sebelumnya Penduduk di Sipirok pada umumnya masih beragama Paganisme dan ada  sebagian kecil yang beragama Islam, hingga datangnya para missionaris Barat untuk mengabarkan Injil bagi Penduduk Sipirok, sebagaimana Agama Islam yang belum berkembang di Sipirok demikian juga dengan usaha para misionaris belum begitu membuahkan hasil mengingat Penduduk Pribumi yang bersifat tertutup terhadap orang luar yang dianggap Asing. Berkisar antar Tahun 1856 seorang penginjil Belanda bernama Van Asselt tiba di Kota Padang, Van Asselt bekerja sebagai Pengawas Produksi Perkebunan Kopi milik Pemerintah Hindia Belanda di Angkola. Kemudian Van Asselt melanjutkn perjalanannya ke Sipirok untuk misi penginjilan nya, setibanya di Sipirok ia langsung memulai usaha penginjilan, Dengan berbagi usaha kemudian ia berhasil membaptis dua orang Pribumi yang tercatat sebagai Penganut Agama Kristen pertama di Sipirok bahkan di seluruh wilayah Batak, mereka adal...

MAHARADJA SOETAN

Gambar
Mangaradja Soetan       Dja Tagor Harahap (Soetan Mangamar) gelar Maharaja Sutan adalah satu satunya Raja sekaligus Kepala Kuria di  tanah Batak yang sempat mengenyam pendidikan Barat dan belajar banyak dari pergaulannya dengan orang orang Eropa, beliau merupakan salah satu dari murid pertama tokoh pendidikan dasar Mandailing yaitu Sati Nasution atau lebih dikenal dengan Willem Iskandar, Beliau juga merupakan seorang penggiat Pendidikan bagai Masyarakat Pribumi di Angkola, sampai mendanai secara pribadi dua sekolah dasar bagi masyarakat pribumi, kelak perjuangan beliau dalam memperjuangkan hak Pendidikian bagi Masyarakat Pribumi ditruskan oleh putra beliau Radjiun Harahap glr Soetan Casajangan Soripada. Maharadja Soetan juga merupakan Pelopor penghapusan perbudakan di Mandailing dan Angkola pada tahun 1863.      Maharaja Sutan adalah anak dari Raja Batunadua yang merupakan tokoh berpengaruh di Angkola yaitu Patuan Soripada,  yang  bersam...

SEKILAS GELAR KEHORMATAN DALAM ADAT BATAK MANDAILING

Gelar bagi masyarakat adat Batak Mandailing  adalah hal yang sangat penting, bahkan seseorang yang akan disematkan gelar harus melaksanakan aturan Adat yang telah ditetapkan. Namun tidak semua orang bisa memakai gelar ini dengan sembarangan, karena ada aturan adat yang mengaturnya. Berikut adalah urutan gelar bagi laki-laki dalam adat Batak Mandailing : 1. Patuan dan Mangaraja adalah gelar yang digunakan oleh Raja Panusunan apabila leluhur sebelumnya sudah pernah menggunakan gelar tersebut, jika gelar tersebut belum pernah di gunakan oleh leluhur sebelumnya maka wajib terlebih dahulu ia bermufakat dengan Raja Raja Panusunan yang lain apabila ingin menggunakan gelar tersebut. Setelah Raja Raja Panusunan yang lain mencapai kata mufakat barulah gelar itu dapat di gunakan. 2. Raja, Baginda, Sutan, dan Soripada adalah gelar yang digunakan oleh Raja Pamusuk dan Raja Sioban Ripe namun gelar ini juga boleh dipakai oleh Raja Panusunan  3. Anggi ni Raja, Bayo bayo, natoras natoras dan s...