Postingan

BATUNADUA DAN ISLAM DI SIPIROK

Gambar
               Sebelumnya Penduduk di Sipirok pada umumnya masih beragama Paganisme dan ada  sebagian kecil yang beragama Islam, hingga datangnya para missionaris Barat untuk mengabarkan Injil bagi Penduduk Sipirok, sebagaimana Agama Islam yang belum berkembang di Sipirok demikian juga dengan usaha para misionaris belum begitu membuahkan hasil mengingat Penduduk Pribumi yang bersifat tertutup terhadap orang luar yang dianggap Asing. Berkisar antar Tahun 1856 seorang penginjil Belanda bernama Van Asselt tiba di Kota Padang, Van Asselt bekerja sebagai Pengawas Produksi Perkebunan Kopi milik Pemerintah Hindia Belanda di Angkola. Kemudian Van Asselt melanjutkn perjalanannya ke Sipirok untuk misi penginjilan nya, setibanya di Sipirok ia langsung memulai usaha penginjilan, Dengan berbagi usaha kemudian ia berhasil membaptis dua orang Pribumi yang tercatat sebagai Penganut Agama Kristen pertama di Sipirok bahkan di seluruh wilayah Batak, mereka adal...

MAHARADJA SOETAN

Gambar
Mangaradja Soetan       Dja Tagor Harahap (Soetan Mangamar) gelar Maharaja Sutan adalah satu satunya Raja sekaligus Kepala Kuria di  tanah Batak yang sempat mengenyam pendidikan Barat dan belajar banyak dari pergaulannya dengan orang orang Eropa, beliau merupakan salah satu dari murid pertama tokoh pendidikan dasar Mandailing yaitu Sati Nasution atau lebih dikenal dengan Willem Iskandar, Beliau juga merupakan seorang penggiat Pendidikan bagai Masyarakat Pribumi di Angkola, sampai mendanai secara pribadi dua sekolah dasar bagi masyarakat pribumi, kelak perjuangan beliau dalam memperjuangkan hak Pendidikian bagi Masyarakat Pribumi ditruskan oleh putra beliau Radjiun Harahap glr Soetan Casajangan Soripada. Maharadja Soetan juga merupakan Pelopor penghapusan perbudakan di Mandailing dan Angkola pada tahun 1863.      Maharaja Sutan adalah anak dari Raja Batunadua yang merupakan tokoh berpengaruh di Angkola yaitu Patuan Soripada,  yang  bersam...

SEKILAS GELAR KEHORMATAN DALAM ADAT BATAK MANDAILING

Gelar bagi masyarakat adat Batak Mandailing  adalah hal yang sangat penting, bahkan seseorang yang akan disematkan gelar harus melaksanakan aturan Adat yang telah ditetapkan. Namun tidak semua orang bisa memakai gelar ini dengan sembarangan, karena ada aturan adat yang mengaturnya. Berikut adalah urutan gelar bagi laki-laki dalam adat Batak Mandailing : 1. Patuan dan Mangaraja adalah gelar yang digunakan oleh Raja Panusunan apabila leluhur sebelumnya sudah pernah menggunakan gelar tersebut, jika gelar tersebut belum pernah di gunakan oleh leluhur sebelumnya maka wajib terlebih dahulu ia bermufakat dengan Raja Raja Panusunan yang lain apabila ingin menggunakan gelar tersebut. Setelah Raja Raja Panusunan yang lain mencapai kata mufakat barulah gelar itu dapat di gunakan. 2. Raja, Baginda, Sutan, dan Soripada adalah gelar yang digunakan oleh Raja Pamusuk dan Raja Sioban Ripe namun gelar ini juga boleh dipakai oleh Raja Panusunan  3. Anggi ni Raja, Bayo bayo, natoras natoras dan s...

Misteri Kuria Kampung Baru di Padang Sidempuan

Koeria Kampong Baroe Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Staatsblad No. 141 tahun 1862) yang mana Residentie Tapanoeli (Kresidenan Tapanuli) terdiri dari enam afdeeling. Salah satu afdeelingnya disebut Afdeeling Mandheling en Ankola. Salah satu lanskap (kemudian disebut onderafdeeling) adalah Ankola en Sipirok. Di lanskap atau onder afdeeling Ankola en Sipirok ini terdapat sebanyak 14 koeria (yang dikepalai  koeriahoofd ), yakni: 1.        Kampong-baroe 2.        Si Mapil-Apil 3.        Saboengan Djai 4.        Batoe-nadoea 5.        Oeta Rimbaroe 6.        Si Pirok 7.        Bringin 8.        Praoe Sorat 9.        Soeroemantigi 10.    Pintoe Padang 11.    Si Galangan 12....

ANTARA KERADJAAN DAN KOERIA DI MANDAILING DAN ANGKOLA

Sedikit Tulisan Mengenai Huta, Luhat dan Koeria.  Pada dasarnya huta adalah kerajaan. Huta-huta yang memiliki hubungan genealogis semarga (termasuk kerabat karena adanya perkawinan dengan marga lain) biasanya membentuuk federasi (yang adakalanya disebut luat, luhak, negeri     dan sebagainya). Federasi itu menjadi semacam pemerintahan tradisional. Namun radja di huta mana yang menjadi pemimpin dari Federasi tersebut tergantung musyawarah anggota federasi tersebut. Ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk cabang pemerintahn (khususnya di Mandailing dan Angkola), federasi-federasi inilah yang digunakan sebagai dasar pembentukan kepemimpinan dan pemerintahan lokal. Satuan wilayah pemerintahan lokal ini disebut Koeria dan pemimpinnya disebut Kepala Koeria. Biasanya nama Koeria mengacu pada tempat (kampong) dimana Kepala Koeria berada. Dalam catatan sejarah di Angkola, nama-nama Koeria adalah Batanadoea, Hoetaimbaroe, Saboengan dan lainnya....di Sipirok ada Sipirok, Baringin...